Bogor (Pendis) - Di masa akan datang, semua kebijakan akan berdasarkan data EMIS (Education Management Information System).
Sistem Informasi sebagai garda terdepan dalam upaya peningkatan
kualitas data Pendidikan Islam dan dukungan anggaran yang memadai, akan
memberikan dampak perencanaan program dan anggaran yang reliable, credible dan visible.
Dalam upaya menyamakan persepsi dan pemahaman di kalangan penanggungjawab data EMIS di seluruh wilayah (Kanwil, PTAIN dan Kopertais) terhadap kebijakan pengelolaan data Pendidikan Islam melalui sistem pendataan EMIS yang
akurat, terpercaya dan tepat waktu maka sangat diperlukan perbaikan
struktur, kinerja dan penyediaan anggaran yang menunjang peningkatan
kualitas data, guna sebagai dasar pengambilan kebijakan dan perencanaan
program Pendidikan Islam.
"EMIS sebagai ujung tombak pengelolaan data
Pendidikan Islam dengan dukungan 33 Kantor Wilayah Kementerian Agama
Tingkat Propinsi, 53 PTAIN, dan 13 Kopertais,
maka sangat penting peranannya dalam upaya peningkatan kualitas
Pendidikan Islam," ujar Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Prof. Dr.
Phil. H. Kamaruddin Amin, MA dalam sambutannya di Bogor (11/11/13).
Koordinasi dan kinerja sistem informasi manajemen
pendidikan Islam (EMIS), baik daerah maupun pusat sangat dibutuhkan guna
memberikan data pendidikan Islam yang lebih berkualitas. Dikarenakan
tantangan dan peluang pengelolaan data yang terintegrasi maka peran data
EMIS sangat penting dalam mendukung kinerja
Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok
Pesantren, Direktorat Pendidikan Agama Islam dan Direktorat Pendidikan
Tinggi Islam, selain dalam Perencanan Program Pendidikan Islam.
"Dengan tuntutan kontribusi EMIS yang
semakin besar, maka akan ada usulan perubahan struktur pejabat di
bidang sistem informasi dan dengan demikian juga tersedia anggaran yang
lebih besar bagi terselenggaranya data Pendidikan Islam yang lebih
berkualitas," tambah Kamaruddin.
Dalam acara Workshop Pengelolaan Data dan Capacity
Building Pengelola Data Pendidikan Islam juga disampaikan pengembangan
sistem dan tata kelola pendataan EMIS. "Sehingga ke depan pengambilan kebijakan akan berdasarkan data EMIS, dan diharapkan data EMIS memberikan dampak perencanaan program dan anggaran yang reliable, credible dan visible," harap Kamaruddin dalam arahannya.
(sya/ra)
Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Rosnida zainab asal Kalimantan Timur, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL. alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya sudah keluar, jadi teman2 jangan pernah putus asah kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, Wassalamu Alaikum Wr Wr ..
BalasHapus